MEKANISME REAKSI REDUKSI PADA BERBAGAI SENYAWA ORGANIK
MEKANISME REAKSI
REDUKSI PADA BERBAGAI SENYAWA ORGANIK
Suatu reaksi dapat terjadi karena
satu molekul atau lebih memiliki energy yang cukup (energy aktivasi) untuk
memutuskan ikatan. Reaksi reduksi yaitu reaksi pembentukan ikatan karbon dengan
atom yang kurang keelektronegatifan. Molekul akan kehilangan oksigen dan akan
memperoleh hydrogen. Berbanding terbalik dengan reaksi oksidasi. Jika reaksi
oksidasi merupakan reaksi pembentukan ikatan atom karbon dengan atom yang lebih
reaktif dan molekul akan memperoleh
oksigen dan kehilangan hydrogen. Reaksi reduksi ini merupakan reaksi penambahan
elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Pada reaksi ini terjadi penurunan
bialangan oksidasi.
Reduksi aldehida dan keton
Jika aldehida direduksi maka akan
menghasilkan alcohol primer sedangkan keton akan menghasilkan alcohol sekunder.
Reduksi ikatan rangkap C=O lebih sulit direduksi daripada ikatan rangkap C=C.
dengan demikian, apabila suatu senyawa yang mengandung gugus C=O direduksikan
maka ikatan rangkap C=C akan tereduksi terlebih dahulu. Untuk reduksi aldehid,
produk organic yang diperoleh akan sama persis baik agen pereduksi yang
digunakan adalah litium tetrahidridoaluminat atau natrium tetrahidriborat. Pada
produksi keton, produk dihasilkan tetap sama untuk kedua agen pereduksi. Reduksi
keton biasanya dilakukan dalam sebuah eter yang dikeringkan hati-hati seperti
etoksietana (dietil eter). Reaksinya akan terjadi pada suhu kamar, dan berlangsung
dalam dua tahapan terpisah. Pada tahap pertama, garam yang mengandung ion
aluminium komplekt terbentuk. Pada tahap berikutnya diperlakukan dengan asam
encer atau asam hidroklorat encer untuk melepaskan ion kompleks. Reduksi aldehid
dan keton bisa dilakukan dengan reduksi metode mozingo, reduksi Wolf-Kishner,
dan reduksi Clemmensen.
Reduksi metode Mozingo
Reduksi Mozingo
atau yang biasa dikenal dengan reaksi mozingo atau pengurangan thioketal ini
merupakan reaksi kimia yang sepenuhnya mampu mengurangi sebuah keton atau
aldehida ke korespondensi alkane.
Reduksi Wollf-Kishner
Reduksi ini
merupakan reaksi pengurangan keton dan aldehid. Reaksi ini merupakan suatu
reaksi yang digunakan dalam kimia organic untuk mengubah gugus fungsional
karbonil menjadi gugus metilena. Dalam konteks sintesis molekul kompleks,
reaksi ini paling sering digunakan menghilangkan gugus karbonil setelah
mengalami maksud dan tujuan sintesis dari aktivasi zat antara dalam tahapan
sebelumnya. Dengan demikian, tidak ada retron yang jelas untuk reaksi ini.
Secara umum,
mekanisme reaksi pertama kali melibatkan pembentukan hidrazon secara in situ
melalui kondensasi hidrazin dengan keton atau aldehid sebagai substrat, namun
terkadang dapat menguntungkan untuk menggunakan hidrazon terbentuk sebagai
substrat. Hidrazon terdeprotonasi oleh basa alkoksida diikuti dengan tahap
penentu laju reaksi, secara serentak yang mana suatu anion diimida terbentuk. Rusaknya
alkildimida ini dengan lepasnya N2 mengarah pada pembentukan suatu
alkilanion yang dapat diprotonasi dengan pelarut untuk memberikan produk yang
diinginkan.
Reduksi Clemmensen
Reduksi ini merupakan suatu reaksi kimia yang
dideskripsikan sebagai reduksi keton (atau aldehida) menjadi alkane menggunakan
amalgam seng dan asam klorida.
Reduksi ini
secara khusus efektif dalam mereduksi aril-alkil keton, seperti yang terbentuk
dalam reaksi asilasi friedel-Crafts. Dengan keton alifatik atau siklik, reduksi
logam seng menjadi lebih efektif. Substrat yang digunakan harus tidak reaktif
terhadap kondisi asam kuat.
Permasalahan
1. mana yang lebih
reaktif diantara pereduksi aldehid? Antara litium tetrahidridoaluminat dan
natrium tetrahidriborat? Dan reaksi yang seperti apa yang dihasilkan oleh masing-masing
kedua pereduksi ini?
2. apa saja kekurangan
dan kelebihan reduksi metode Wollf-Kishner?
3. apa yang
menyebabkan ikatan rangkap C=O lebih sulit direduksikan daripada ikatan rangkap
C=C?
Saya Melfiza Egia Distria NIM A1C119076, akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1.
BalasHapusMana yang lebih reaktif diantara pereduksi aldehid? antara litium tetrahidridoaluminat dan natrium tetrahidriborat? dan reaksi yang seperti apa yang dihasilkan oleh masing-masing kedua pereduksi ini?
Litium tetrahidridoaluminat lebih reaktif daripada natrium tetrahidriborat. karena agen pereduksi ini bereaksi hebat dengan air dan alkohol, sehingga setiap reaksi yang menggunakan litium tetrahidridaluminat tidak boleh melibatkan pelarut air maupun alkohol.
Baiklah saya Hermina Simatupang NIM A1C119058 mencoba menjawab permasalahan nomor 2 dimana kelemahan atau kekurangan dari metode Wollf-Kishner adalah reduksi Wolff–Kishner membutuhkan kondisi yang sangat basa, reaksi ini tidak cocok bagi substrat yang sensitif terhadap basa. Dan kelebihan dari metode ini adlah metode ini lebih baik dibandingkan reduksi Clemmensen untuk senyawa yang sentitif terhadap asam seperti pirola dan sneyawa dengan berat molekul yang tinggi.
BalasHapusTerimakasih 🙏🏻
Baiklah saya Sindy Tiara Putri dengan NIM A1C119016, disini saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 3. Menurut saya, menyebabkan ikatan rangkap C=O lebih sulit direduksikan daripada ikatan rangkap C=C karena Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga rapatan elektron akan tertarik dari karbon dan meningkatkan polaritas ikatan. Oleh karena itu, karbon karbonil bersifat elektrofilik, sehingga lebih reaktif terhadap nukleofil. Selain itu, oksigen yang elektronegatif juga dapat bereaksi dengan elektrofil. terimakasih
BalasHapus